Remember me...
I don't care if everyone forgets about me.
I want only you to remember me.
Even if it's just bits and pieces.

With you

With you

Kamis, 18 September 2014

Liburan




Tak terasa ujianpun akhirnya berakhir, sekarang tinggal nunggu hasilnya deh. Hari ini aku punya janji dengan teman-temanku, rencana mau liburan bareng ya walaupun Cuma satu hari, yang penting bisa Happy.
“Gimana jadi gak ?”tanyaku ke Cindy.
“Ya jadilah, ngomong-ngomong mana nih anak-anak ?”balas Cindy .
“Tadi bilangnya masih dijalan ko, tenang aja ”sahutku sambil memegang pundak Cindy.
“Hei.. apa kita telat ?” Tanya salah seorang temenku.
“Bisa dibilang gak telat sih, tapi juga bisa dibilang telat, hm mana anak-anak lainnya?”sahut Cindy.
“Mungkin dijalan”balas Risa.
“Ya udah kita tungguin aja”jawabku sambil menaruh tas bawaanku.
“Eh itu mereka”tunjukku kepada mereka semua.
“Oke, semuanya udah berkumpul kan? Sekarang saatnya tarus tas kita dirumah Ika dulu ya”jelas Cindy sambil menyuruh Ika menunjukkan tempatnya.
“Di kamar aku aja yahh..”balas Ika.
“Ris, tolong ya kamu bawa tas ku ke kamarnya Ika”pintaku ke Risa.
“Ya, mana tas mu ?”sahut Risa.
“Ini Ris, makasih ya”balasku ke Risa sambil tersenyum.
“Seumpama kalau tas ku, aku bawa aja gimana?”Tanya Ana dan Selva.
“Jangan ah, sama-sama dong taruh aja di kamar Ika ya”sahut Naila.
“Ya udah deh”jawab mereka serempak.
“Oke, semuanya udah bereskan ?”Tanya Adel.
“Iya udah ko, beres”jawabku sambil melihat sekeliling.
“Ya udah, ayo kita ke sungai dulu, Cuma dangkal ko”ajak Ika.
“Gak jauh kan ?”Tanya Selva sambil tersenyum.
“Iya, ga jauh ko paling Cuma 3 menitan udah sampai”jawab Ika, sambil memakai sandalnya.
Kami pun bergembira bersama-sama bernyanyi-nyanyi menghilangkan kejenuhan dari pada dirumah terus ga ngapa-ngapain juga.
“Hei, kita udah sampai nih”terang Cindy.
“Beneran ?”Tanya Risa sambil tak percaya.
“Iya, kita tinggal turun kebawah aja”jawab Cindy.
“Wah, ternyata ga ada 3 menit kita udah sampai, Eh ka kalau hujan apa gak kebanjiran rumahmu ?”tanyaku serasa penasaran akan jawaban Ika.
“Ya enggak lah. Gak sampai kerumah ku lah, kan udah didataran tinggi rumahku, gak pas bukitnya. Tapi kalau dari rumahku ke utara, ga ada yang kena”terang Ika.
“Oh, syukurlah”sahutku singkat.
“Iya sa..”jawaban singkat dari Ika.
Akhirnya Cindy yang turun duluan dan diikuti anak-anak lainnya.
“Eh, hati-hati lho licin banget ke turunnya”pinta Cindy. “Oke Cin, kita turunnya bakalan hati-hati ko”jawab kami serempak.
Disana kami main-main air sepuasnya. Ada yang nyebrang dari tepi kanan ke tepi kira. Maklum arusnya gak deras dan juga airnya jernih.
“ka, airnya bersih ya ?”pernyataan Tata sambil main air.
“Iya lah ta, disinikan warganya pada cinta lingkungan hehehe..”jawab Ika sambil percaya diri.
“Sa, sini lho jangan Cuma jalan-jalan ditepi aja..”ajak Cindy.
“Ah, ga usah Cin, disini aja enak”jawabku sambil menikmati pemandangan yang ada.
“Ah, yaudah deh..”kesal Cindy sambil menjauh dariku. Tak lama kemudian “teman-teman balik dulu yukk”ajak Ika.
“Ntar aja ya ka”tawar Risa.
“Ini masalahnya aku disuruh balik dulu”terang Ika.
“Ya udah deh..”balas Risa.
***
Sampainya dirumah Ika…
“ka kamar mandinya dimana?”Tanya Tata sambil melihat celananya yang kotor.
“Terus aja belok kiri dekat Aquarium ikan ta”jawab Ika.
“Oh iya ka”balas Ika.
Sementara itu
“Bukannya ini Keyboard ya sa ?”Tanya Ana kepadaku.
“Iya ini keyboard..”jawabku sambil memegang salah satu not keyboard.
“Apa mungkin Ika bisa main ?”sahut Ana.
“Ya coba Tanya aja ke Ika, kalau Tanya sama Nisa juga ga tahu..”terangku sambil menggerakkan kepala.
“Kaa..”panggil Ana sambil mendekati Ika.
“Iya na, ada apa ?”jawab Ika.
“Itu keyboard kan ?”sahut Ana.
“Iya, kenapa na? ”balas Ika.
“Kamu bisa ga mainnya ?”Tanya Ana lagi.
“Dulu sih pernah bisa, tapi sekarang keyboardnya udah rusak ”terang Ika sambil menunduk.
“Yahh, sayang padahal aku pengen tahu gimana suara keyboard itu..”desah Ana dengan menundukkan kepalanya.
“Ma’af ya na..”sahut Ika. “Eh, ga apa-apa ko ka..”balas Ana.
Tak lama kemudian mamanya Ika pun datang dengan membawa makanan..
“Anak-anak ayo makan dulu sebelum ke Gua Lawa”perintah mama Ika sambil membawa nasi juga lauknya.
“Iya te..”jawab kami serempak.
“Ntar kalau udah kenyang boleh main ke Gua Lawa”terang mama Ika.
“Iya deh te..”jawab kami serempak pula.
***
“Teman-teman sebelum ke Gua Lawa mampir dulu kerumah ku ya”tawar Cindy.
“Ah ga usah aja Cin, keburu siang nih..”jawab salah seorang temanku.
“Ah, ya udah deh..”desah Cindy sambil menoleh kanan kiri untuk cari angkot yang mau kami tumpangi ke Gua Lawa.
Kamipun menunggu kurang lebih 10 menit akhirnya dapat angkot juga. Kamipun bernyanyi-nyanyi sepanjang perjalanan, bercanda bersama, merencanakan apa-apa yang pengen kami lakuin disana. Tak lama kemudian kami pun berhenti.
“Trus setelah ini kita mau kemana ?”Tanya Naila ke Selva.
“Ah, Tanya ko ke aku, aku bukan orang sini Nai”jawab Selva sambil menepuk pundak Naila.
“Oh iya, lupa aku..”jawab Naila.
“Tinggal jalan lurus nanti kita bakalan ketemu sama pos nya”sahut Cindy.
”Oh, emang bayarnya berapa untuk satu orang Cin?”tanyaku sambil menoleh kearah Cindy.
“Paling ya 5000 sa..”jawab Cindy.
“Eh, itu lho posnya, bener bukan?”Tanya Adel sambil menunjuk dengan jari telunjuknya lalu menoleh ke belakang.
“Iya itu posnya..”jawab Cindy sambil berlari menuju pos. Diikuti oleh semua anak serasa pengen cepat-cepat tahu Gua Lawa itu seperti apa.
***
Sampainya disana kamipun berjalan mengelilingi sekitar sebelum masuk kedalam gua.
“Oh ini ya suasana di Gua Lawa”terang Adel sambil melihat pemandangan yang ada.
“Iya, disini juga banyak patung, banyak penjual pula”balas Tata.
“Ternyata disini juga ada yang jual Durian”sahut Selva sambil tertawa. Mungkin ini baru pertama kalinya Ia tahu kalo ditempat wisata kaya begini ada yang jualan buah durian. Jujur aja ini juga pertama kalinya aku tahu kalo ada yang jual buah durian ditempat begini.
“Ayo, kita cepetan masuk sebelum banyak yang dating nih”ajak Cindy sambil bersemangat meninggalkan kami yang ada dibelakang.
“Tunggu dong Cin, cepat amat sih kamu jalannya”balas Naila.
“Tadi aku bilang apa coba, ntar keburu banyak pengunjung”jawab Cindy sambil membalikkan badannya dan melambaikan tangannya.
“Oh iya Cin”teriak Naila.
Akhirya kamipun masuk ke dalam Gua Lawa.
“dua-dua aja jalannya ya..”terang Ika.
“Emang kenapa ka?”Tanya ku padanya tak mengerti.
“Nanti itu jalannya kecil Cuma muat dua anak aja”jawab Ika.
“Oh iya ka” jawabku sambil mencari teman untuk jalan bersama. Aku putuskan untuk bersama Tata.
“Apa masih panjang guanya ?”Tanya Adel sambil membungkukkan badannya.
“Iya, apa kita sampai disini aja ?”tawar Cindy.
“Masa’ jauh-jauh kesini Cuma sampai disini ?”sahut Selva.
“Iya bener nih kata Selva”akupun juga ikutan menyahut.
“Eh tapi, baunya ko ga enak ya..?”Tanya Ana sambil menutup hidungnya.
“Ya emang kitakan kesininya setelah hujan. Makanya baunya ga enak”jawab Ika sambil menjelaskan.
“Coba deh kalian nyalakan senter kalian trus arahkan keatas, kemungkinan kita bisa melihat kelelawar menggantung diatas”tawar Ika.
“Oh ya, coba aku ya..”Tata pun mengeluarkan senternya dan mulai mengarahkan ke atas.
“Oh itu lho kelelawarnya, tadi disitu di pojok sekarang udah terbang”terang Tata.
“Coba deh ganti aku ya”Selva pun mencoba mengarahkan senternya ke atas namun sayang tak ada satupun kelelawar yang dapat Ia lihat.
“Ah ko ga ada ya, disini ga ada disana juga ga ada”kesal Selva sambil mengerutkan keningnya.
“Sel, kalau soal itu ga selalu ada ya pas beruntung aja kita bisa lihat kelelawarnya.”terang Ika.
“Kapan sih berakhirnya masa’ dari tadi jalan ga sampai ujung”desah Adel sambil membungkukkan badannya lagi.
“Didepan udah buntu del, jadi Cuma sampai disitu aja”sahut Cindy.
“Ah, mana-mana ?”balas Adel dengan berlari “Aku dong yang dibelakang Cindy”pintanya.
Akhirnya semuanya minggir dan membiarkan Adel dibelakang Cindy. “Kita udah tepat diujung Gua Lawa”terang Cindy.
“Ah masa’ ? ternyata Cuma gini aja ?”Adel pun mendesah lagi dikiranya ujungnya itu bagus, padahal Cuma gelap gulita.
Tapi kami senang yang pastinya bisa bersama-sama menghabiskan liburan disini.

By : Al

Tidak ada komentar:

Posting Komentar