Tak
terasa ujianpun akhirnya berakhir, sekarang tinggal nunggu hasilnya deh. Hari
ini aku punya janji dengan teman-temanku, rencana mau liburan bareng ya
walaupun Cuma satu hari, yang penting bisa Happy.
“Gimana
jadi gak ?”tanyaku ke Cindy.
“Ya
jadilah, ngomong-ngomong mana nih anak-anak ?”balas Cindy .
“Tadi
bilangnya masih dijalan ko, tenang aja ”sahutku sambil memegang pundak Cindy.
“Hei..
apa kita telat ?” Tanya salah seorang temenku.
“Bisa
dibilang gak telat sih, tapi juga bisa dibilang telat, hm mana anak-anak
lainnya?”sahut Cindy.
“Mungkin
dijalan”balas Risa.
“Ya
udah kita tungguin aja”jawabku sambil menaruh tas bawaanku.
“Eh
itu mereka”tunjukku kepada mereka semua.
“Oke,
semuanya udah berkumpul kan? Sekarang saatnya tarus tas kita dirumah Ika dulu
ya”jelas Cindy sambil menyuruh Ika menunjukkan tempatnya.
“Di
kamar aku aja yahh..”balas Ika.
“Ris,
tolong ya kamu bawa tas ku ke kamarnya Ika”pintaku ke Risa.
“Ya,
mana tas mu ?”sahut Risa.
“Ini
Ris, makasih ya”balasku ke Risa sambil tersenyum.
“Seumpama
kalau tas ku, aku bawa aja gimana?”Tanya Ana dan Selva.
“Jangan
ah, sama-sama dong taruh aja di kamar Ika ya”sahut Naila.
“Ya
udah deh”jawab mereka serempak.
“Oke,
semuanya udah bereskan ?”Tanya Adel.
“Iya
udah ko, beres”jawabku sambil melihat sekeliling.
“Ya
udah, ayo kita ke sungai dulu, Cuma dangkal ko”ajak Ika.
“Gak
jauh kan ?”Tanya Selva sambil tersenyum.
“Iya,
ga jauh ko paling Cuma 3 menitan udah sampai”jawab Ika, sambil memakai
sandalnya.
Kami
pun bergembira bersama-sama bernyanyi-nyanyi menghilangkan kejenuhan dari pada
dirumah terus ga ngapa-ngapain juga.
“Hei,
kita udah sampai nih”terang Cindy.
“Beneran
?”Tanya Risa sambil tak percaya.
“Iya,
kita tinggal turun kebawah aja”jawab Cindy.
“Wah,
ternyata ga ada 3 menit kita udah sampai, Eh ka kalau hujan apa gak kebanjiran
rumahmu ?”tanyaku serasa penasaran akan jawaban Ika.
“Ya
enggak lah. Gak sampai kerumah ku lah, kan udah didataran tinggi rumahku, gak
pas bukitnya. Tapi kalau dari rumahku ke utara, ga ada yang kena”terang Ika.
“Oh,
syukurlah”sahutku singkat.
“Iya
sa..”jawaban singkat dari Ika.
Akhirnya
Cindy yang turun duluan dan diikuti anak-anak lainnya.
“Eh,
hati-hati lho licin banget ke turunnya”pinta Cindy. “Oke Cin, kita turunnya
bakalan hati-hati ko”jawab kami serempak.
Disana
kami main-main air sepuasnya. Ada yang nyebrang dari tepi kanan ke tepi kira.
Maklum arusnya gak deras dan juga airnya jernih.
“ka,
airnya bersih ya ?”pernyataan Tata sambil main air.
“Iya
lah ta, disinikan warganya pada cinta lingkungan hehehe..”jawab Ika sambil
percaya diri.
“Sa,
sini lho jangan Cuma jalan-jalan ditepi aja..”ajak Cindy.
“Ah,
ga usah Cin, disini aja enak”jawabku sambil menikmati pemandangan yang ada.
“Ah,
yaudah deh..”kesal Cindy sambil menjauh dariku. Tak lama kemudian “teman-teman
balik dulu yukk”ajak Ika.
“Ntar
aja ya ka”tawar Risa.
“Ini
masalahnya aku disuruh balik dulu”terang Ika.
“Ya
udah deh..”balas Risa.
***
Sampainya
dirumah Ika…
“ka
kamar mandinya dimana?”Tanya Tata sambil melihat celananya yang kotor.
“Terus
aja belok kiri dekat Aquarium ikan ta”jawab Ika.
“Oh
iya ka”balas Ika.
Sementara
itu
“Bukannya
ini Keyboard ya sa ?”Tanya Ana kepadaku.
“Iya
ini keyboard..”jawabku sambil memegang salah satu not keyboard.
“Apa
mungkin Ika bisa main ?”sahut Ana.
“Ya
coba Tanya aja ke Ika, kalau Tanya sama Nisa juga ga tahu..”terangku sambil
menggerakkan kepala.
“Kaa..”panggil
Ana sambil mendekati Ika.
“Iya
na, ada apa ?”jawab Ika.
“Itu
keyboard kan ?”sahut Ana.
“Iya,
kenapa na? ”balas Ika.
“Kamu
bisa ga mainnya ?”Tanya Ana lagi.
“Dulu
sih pernah bisa, tapi sekarang keyboardnya udah rusak ”terang Ika sambil
menunduk.
“Yahh,
sayang padahal aku pengen tahu gimana suara keyboard itu..”desah Ana dengan
menundukkan kepalanya.
“Ma’af
ya na..”sahut Ika. “Eh, ga apa-apa ko ka..”balas Ana.
Tak
lama kemudian mamanya Ika pun datang dengan membawa makanan..
“Anak-anak
ayo makan dulu sebelum ke Gua Lawa”perintah mama Ika sambil membawa nasi juga
lauknya.
“Iya
te..”jawab kami serempak.
“Ntar
kalau udah kenyang boleh main ke Gua Lawa”terang mama Ika.
“Iya
deh te..”jawab kami serempak pula.
***
“Teman-teman
sebelum ke Gua Lawa mampir dulu kerumah ku ya”tawar Cindy.
“Ah
ga usah aja Cin, keburu siang nih..”jawab salah seorang temanku.
“Ah,
ya udah deh..”desah Cindy sambil menoleh kanan kiri untuk cari angkot yang mau
kami tumpangi ke Gua Lawa.
Kamipun
menunggu kurang lebih 10 menit akhirnya dapat angkot juga. Kamipun
bernyanyi-nyanyi sepanjang perjalanan, bercanda bersama, merencanakan apa-apa
yang pengen kami lakuin disana. Tak lama kemudian kami pun berhenti.
“Trus
setelah ini kita mau kemana ?”Tanya Naila ke Selva.
“Ah,
Tanya ko ke aku, aku bukan orang sini Nai”jawab Selva sambil menepuk pundak
Naila.
“Oh
iya, lupa aku..”jawab Naila.
“Tinggal
jalan lurus nanti kita bakalan ketemu sama pos nya”sahut Cindy.
”Oh,
emang bayarnya berapa untuk satu orang Cin?”tanyaku sambil menoleh kearah
Cindy.
“Paling
ya 5000 sa..”jawab Cindy.
“Eh,
itu lho posnya, bener bukan?”Tanya Adel sambil menunjuk dengan jari telunjuknya
lalu menoleh ke belakang.
“Iya
itu posnya..”jawab Cindy sambil berlari menuju pos. Diikuti oleh semua anak
serasa pengen cepat-cepat tahu Gua Lawa itu seperti apa.
***
Sampainya
disana kamipun berjalan mengelilingi sekitar sebelum masuk kedalam gua.
“Oh
ini ya suasana di Gua Lawa”terang Adel sambil melihat pemandangan yang ada.
“Iya,
disini juga banyak patung, banyak penjual pula”balas Tata.
“Ternyata
disini juga ada yang jual Durian”sahut Selva sambil tertawa. Mungkin ini baru
pertama kalinya Ia tahu kalo ditempat wisata kaya begini ada yang jualan buah
durian. Jujur aja ini juga pertama kalinya aku tahu kalo ada yang jual buah
durian ditempat begini.
“Ayo,
kita cepetan masuk sebelum banyak yang dating nih”ajak Cindy sambil bersemangat
meninggalkan kami yang ada dibelakang.
“Tunggu
dong Cin, cepat amat sih kamu jalannya”balas Naila.
“Tadi
aku bilang apa coba, ntar keburu banyak pengunjung”jawab Cindy sambil
membalikkan badannya dan melambaikan tangannya.
“Oh
iya Cin”teriak Naila.
Akhirya
kamipun masuk ke dalam Gua Lawa.
“dua-dua
aja jalannya ya..”terang Ika.
“Emang
kenapa ka?”Tanya ku padanya tak mengerti.
“Nanti
itu jalannya kecil Cuma muat dua anak aja”jawab Ika.
“Oh
iya ka” jawabku sambil mencari teman untuk jalan bersama. Aku putuskan untuk bersama
Tata.
“Apa
masih panjang guanya ?”Tanya Adel sambil membungkukkan badannya.
“Iya,
apa kita sampai disini aja ?”tawar Cindy.
“Masa’
jauh-jauh kesini Cuma sampai disini ?”sahut Selva.
“Iya
bener nih kata Selva”akupun juga ikutan menyahut.
“Eh
tapi, baunya ko ga enak ya..?”Tanya Ana sambil menutup hidungnya.
“Ya
emang kitakan kesininya setelah hujan. Makanya baunya ga enak”jawab Ika sambil
menjelaskan.
“Coba
deh kalian nyalakan senter kalian trus arahkan keatas, kemungkinan kita bisa
melihat kelelawar menggantung diatas”tawar Ika.
“Oh
ya, coba aku ya..”Tata pun mengeluarkan senternya dan mulai mengarahkan ke
atas.
“Oh
itu lho kelelawarnya, tadi disitu di pojok sekarang udah terbang”terang Tata.
“Coba
deh ganti aku ya”Selva pun mencoba mengarahkan senternya ke atas namun sayang
tak ada satupun kelelawar yang dapat Ia lihat.
“Ah
ko ga ada ya, disini ga ada disana juga ga ada”kesal Selva sambil mengerutkan
keningnya.
“Sel,
kalau soal itu ga selalu ada ya pas beruntung aja kita bisa lihat
kelelawarnya.”terang Ika.
“Kapan
sih berakhirnya masa’ dari tadi jalan ga sampai ujung”desah Adel sambil
membungkukkan badannya lagi.
“Didepan
udah buntu del, jadi Cuma sampai disitu aja”sahut Cindy.
“Ah,
mana-mana ?”balas Adel dengan berlari “Aku dong yang dibelakang Cindy”pintanya.
Akhirnya
semuanya minggir dan membiarkan Adel dibelakang Cindy. “Kita udah tepat diujung
Gua Lawa”terang Cindy.
“Ah
masa’ ? ternyata Cuma gini aja ?”Adel pun mendesah lagi dikiranya ujungnya itu
bagus, padahal Cuma gelap gulita.
Tapi
kami senang yang pastinya bisa bersama-sama menghabiskan liburan disini.
By : Al
Tidak ada komentar:
Posting Komentar