Remember me...
I don't care if everyone forgets about me.
I want only you to remember me.
Even if it's just bits and pieces.

With you

With you

Rabu, 17 September 2014

Tentang Dulu




Suatu ketika disaat-saat hanya ada kegembiraan dan permainan diantara kita dan saat itu juga aku baru duduk dikelas 5 sekolah dasar. Sepulang sekolah aku serasa melihat sesosok kawan lama ku tapi siapa ya? Akupun tak bisa mengingatnya. Ku coba untuk bertanya ke teman lama ku.
“Sin, masih inget anak cowo yang hitam manis yang satu kelas pas di Taman Kanak-kanak ?”Tanya ku sambil mengingat-ngingat ciri-ciri anak itu. Sinta adalah tetanggaku sekaligus teman semasa Tk.
Hmm“Siapa ya sa..” jawaban singkat dari Sinta sambil mengingat-ngingat pula.
“Ah, yang itu lho rumahnya dekat TK.”jelasku sambil menunjuk arah utara.
“Oh ya , apa mungkin Denny ?”jawab Sinta.
“Bukan bukan, kayaknya namanya itu Dennis deh ! ”tolakku sambil menyilangkan kedua tanganku.
“Itu namanya Denny  sa, bukannya Dennis !”sebutnya lagi untuk meyakinkanku.
“Bukan, tapi Dennis”bantahku sambil tak percaya “Perasaan dulu itu Dennis deh namanya, masa’ sekarang Denny ? Apa mungkin aku lupa ??”batinku serasa mengingatnya.
“Ya, kalau kamu ga percaya ya udah terserah, coba buktikan aja Tanya ke temannya” kesal Sinta sambil meninggalkan ku sendiri.
“Apa aku terlalu ya”batinku lagi. “Eh, Sin Sinta.. tunggu dong, mau kemana sih ? masa’ aku ditinggal sendiri ?”teriakku pada Sinta.
“Aku mau pulang dulu, kesal aku sama kamu.”jawabnya dengan cepat sambil mempercepat langkah.
***
Wah, hari ini banyak banget yang kosong, “Ngapain ya enaknya ?”tanyaku dalam batin.
“Sa, ayo ngumpul bareng anak-anak”ajak Tata serasa bergegas menuju tempat duduk ku. Tata adalah teman dekatku.
“Dimana emangnya sih ?”Tanya ku cepat sambil memandang Tata.
“Di tempatnya Cindy itu lho”jawabnya sambil menunjuk tempat Cindy duduk. “Okelah”jawabku sambil bergegas  menuju tempat duduk Cindy. Cindy adalah temanku yang tubuhnya bisa dikatakan ideal.
“Hei, gimana kalau kita nyanyi-nyanyi sambil ngilangin bosan ? gimana”.ujar Cindy.
“Menurutku oke juga itu”jawab Adel sambil mengacungkan kedua jari jempolnya.
“Hmm, apa ga ganggu yang lain, yang lain masih ada pelajaran tuh”jawab Risa sambil menoleh ke kanan dan kekiri “Ntar kalo ada guru tiba-tiba dating gimana?”lanjutnya serasa sangat khawatir. Risa adalah teman semasa Tk ku. Tapi Risa tak mengenal Sinta. Karena aku dulu sekolah di 2 Tk.
“Udahlah, 5 menit lagi juga udah bel istirat ko”jawab Cindy dengan meyakinkan tak kan ada guru yang masuk ke kelas.
“Iya benar itu kata Cindy”Tata juga ambil jalan untuk ngomong.
“Hm, gini aja. Kita tunggu sampai bel istirahat berbunyi dulu”aku pun ikut bicara.
“Ya udah deh”jawab mereka serempat sambil merubah ekspresi wajah mereka.
“Udahlah, bentar lagi juga bel”jawabku.
“Tet .. tet ..”Bunyi bel pun berbunyi.
“Tuh kan udah bel”lanjutku.
“Ah yaudah deh, makan dulu aja yukk”ajak Adel. Adel juga teman Tk ku bersama Risa.
“Ayo makan dulu aja”balas Risa.
“Eh, tapi sebelumnya shalat dhuha dulu yukk”ajak Ika. Ika ini anaknya putih seperti orang jepang tinggi pula.
“Ayo, itukan udah jadi hal yang penting buat kita semua”sahut Tata.
Maklum sekolah ku dulu Madrasah Ibtidaiyah, jadi itu sudah jadi bagian sehari-hari kita.
***
“Kamu ya yang jadi imamnya del”pintaku ke Adel sambil mengangguk.
“Iya”jawabnya singkat sambil memilih tempat untuk ditempati.
Selesainya shalat kita semua mengobrol sedikit tentang Bu Lina. Beliau seorang guru bahasa arab, menurutku sih enak-enak aja di ajar sama Bu Lina, Cuma anak-anak pada gak suka karena mereka tak suka dengan pelajaran bahasa arab. Serasa dituntut bisa, padahal anak-anak gak suka banget cara itu. Seharusnya member kesempatan untuk bertanya, eh malah suruh ngerjain tugas.
“Eh, kelasku tadi diajar sama bu Lina”sedikit cerita dari Ify mengenai Bu Lina. Ify adalah teman tetangga kelasku.
“Emang kenapa ?”tanyaku sambil penasaran.
“Tadi itu kan sekelas gak ada yang bisa jawab pertanyaan, eh malah pergi aja dan juga ramai banget kelasku. Maklumlah boring abiss.. ”sahutnya sambil kesal mengingat-ngingat hal itu. “Oh, berarti kamu harus pintar-pintar mencuri kesempatan untuk bertanya dari pada begitu aja”jawabku sambil menenangkan pikirannya.
“Oh iya sa.. makasi ya”balasnya.
“Iya, ya udah shalat dhuha dulu sana, aku pergi ke dapur dulu ya..”sahutku sambil ku meneruskan langkah kakiku.
“Sa, kenapa lho Ify?”Tanya Ika.
“Tadi kan dia diajar sama Bu Lina, trus gak ada yang bisa jawab pertanyaan. Trus Bu Lina nya pergi gitu aja”terangku kepada Ika.
“Oh gitu ya.. cepet sa jalannya jangan lama-lama ntar keburu masuk”sahutnya.
***
Istirahat keduapun berbunyi, aku pun bergegas menuju masjid untuk menunaikan shalat berjama’ah. Seusainya aku pun duduk tepat didepan kelas melihat anak laki-laki main sepak bola.
“Bukankah itu Dennis ?”batinku serasa tak percaya. “Apa dia sekarang sekolahnya disana ? mungkinkah ?”lanjutku.
“Sa, kamu ngejagoin siapa? Edo apa Kevin ?”Tanya Tata serasa menggebu-gebu.
“Sa, kamu denger nggak ?”Tanya nya untuk kedua kalinya.
“Oh, iyaya. Apa emangnya ta ?”sahutku sambil menggaruk-garuk kepala.
“Ah, kamu ini, hayo mikirin apa itu ?”sahut Tata.
“Eh , nggak nggak. tadi kamu ngomong apaan sih ?”Tanya ku lagi.
“Itu lho, kamu ndukung siapa Edo apa Kevin”terang Tata lagi, sambil menunjuk timnya Edo sama Kevin.
“Ah ga ndukung akunya, aku Cuma pengen lihat aja”jawabku sambil menikmati permainan bola mereka.
“Ah, payah kamu sa, masa’ ga ada yang kamu ndukung ?”desahnya Tata sambil mengerutkan keningnya.
 Aku pun hanya tersenyum tipis kepadanya. Tak berapa lama bola pun keluar lapangan tepat didekatku.
“Sa, lemparin bolanya dong?”sambil menunjuk bola yang dimaksud.
Aku pun hanya melihat dia menunjuk bola, tanpa merespon perkataannya tadi. “Oh yaya, ma’af ma’af”jawabku sambil melemparkan bola kepadanya.
“Ah, kamu ini ta, ko ga bilang kalo bolanya ada didekatku”akupun mengerutkan kening.
“Emang perlu ? Hayoo, mikirin apa itu ?”tanyanya lagi sambil melirikkan matanya.
“Eh beneran deh ga mikirin apa-apa”jawabku sambil meninggalkan tempat dudukku.
***
Sepulang sekolahpun aku bergegas menuju rumah Sinta.
“Sinta sinta..”panggilku sambil mengetuk pintu rumahnya.
“Siapa ya ?”terdengar suara Bibi.
“Ini Annisa bi”balasku.
“Oh neng Nisa, non Sintanya lagi keluar nih”jawab bibi.
“Kemana bi ?”tanyaku, “Ma’af neng bibi gak tahu. Apa ada yang perlu bibi sampein ke non Sinta?”tawar bibi sambil mempersilahkan aku masuk ke rumah Sinta.
 “Eh, ga usah bi, ntar bilang aja sama Sinta kalau Nisa kesini”jawabku tanpa masuk rumah Sinta
 “Oh iya neng”balas bibi.
Setelah keluar dari rumah Sinta…
“Kemana ya Sinta, tumben ga ada dirumah ?”pikiranku melayang-layang karena aku ingin menanyakan suatu hal ke dia. “Ah ya udah deh..”. sampainya dirumah akupun tertidur pulas untuk meringankan beban yang ada dipikiranku.

Aldila Rizki K.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar