Kenalkan
namaku Fatih, hari-hari indahku berawal sejak kemarin lalu, dimana aku mengenal
seorang anak cowo meski terlihat biasa namun ada kelebihan pada dirinya. Aku
mengenalnya tanpa sengaja dia murid baru disekolahku dan dia duduk tepat
dibelakangku. Seperti biasa gak ada yang special yang ada hanyalah celotehan
teman-temanku yang terdengar, Hm .. dibanding dengerin coletehan mereka ku
gunakan waktu kosongku untuk tidur, maklum semalen aku tidurnya kemaleman
gara-gara terjaga buat ngerjain pr Kimia”Huft, ga boleh nyerah ga boleh
nyerah”batinku semalam. “Aww”kagetku
“Ma’af Fatih,
mengganggu tidurmu” permintaan ma’af dari Isa, karena mengejutkanku
“iya sa, ga apa
apa ko hanya saja… “ desahku
“Ma’af , ma’af
tih..”pintanya
“Iya”jawabku
singkat
******
Jam istirahatpun
berbunyi bergegaslah aku menuju kantin, ya meskipun sendirian tak apalah.”Ih,
gara-gara belum sempat sarapan tadi pagi, laper dah jadinya”batinku.
Perjalanpun mulai ku telusuri ku sempatkan lewat gang dekat ruang osis berharap
ketemu Kakak Mura sambil lihat madding juga. Tiba-tiba Brukkk, tanpa kusadari
ku menabrak orang, orang itu adalah Wira
“Ma’af tih” kalimat yang langsung terlontar
dari mulutnya
“Iya Wir”jawabku
serasa terburu-buru pergi ke kantin
“Eh, mau kemana
kamu Tih ?”tanyanya sambil menghentikan langkahku
”Oh iya, kamu
tahu namaku dari mana ?”tanyaku
“Tadi pas kamu
kebangun gara-gara Isa, aku sempet dengar Ia manggil kamu Fatih, aku boleh
bareng gak, gak tahu ini kantinnya disebelah mana!”tanyanya
“Ya udah ayo,
cepetan ya jalannya udah laper banget ini” jawabku sambil ku teruskan langkahku
yang semakin cepat saja.
******
Sampainya aku
dikantin langsung saja ku memesan semangkuk bakso “Hampir saja semuanya keluar
dari mulutku. Aku lupa kalau ada Wira didekatku”benakku mendesah
“Wir, kamu mau
pesan apa ?”tanyaku cepat
“Sama kaya’ kamu
aja tih, sekalian minumnya juga ya”jawabnya
“Iya”singkatku
“Bi, baksonya 2
mangkok sama es the manisnya 2” pesanku
“Iya tunggu
sebentar cantik”jawab bibi
Dan setelah
mendengar kata cantik aku hanya bisa tersenyum ketika bibi mengucap kata itu.
*****
Gak terasa bel
pun berbunyi , waktunya masuk kelas kembali. “Ah sayang bosan banget dah ama
pak Aan, bawaannya ngantuk terus kalau yang ngajar pak Aan”
“Okehari ini
saya akan memilihkan kelompok untuk kalian semua” seru pak Aan
“Iya pak”jawab
semua murid
“Oke akan saya
mulai. Kelompok pertama yaitu Fatih sama Wira”terang pak Aan
“Pak, Wira
jangan sama Fatih dong!! Sama saya aja pak seharusnya”celoteh Dhifa.
“Pokoknya ini
semua keputusan saya, dan tidak dapat di ganggu gugat”tegas apak Aan
“yah bapak”kesal
Dhifa
“Sekarang
semuanya sudah terbagi rata, besok lusa kumpulkan tugas kalian dan jangan
sampai ada yang terlambat”jelas pak Aan
******
Besoknya aku dan
Wira mengerjakan tugas dari pak Aan. “Fat, kamu yang ngerjain pilihan ganda,
aku yang isian sama uraiannya ya” tawar Wira
“Iya, terserah
kamu aja Wir, yang penting semuanya terkendali”jelas ku
Akhirnya ku
kerjakan apa yang ditawarkan Wira dan menyelesaikan tugasnya.
“Wir, udah
belum” Tanya ku
“Wir, udah belum
kamu ngerjainnya”jelasku
“Ah ko’ tidur
sih ..” desahku
Akhirnyapun
kubangunkan Ia, “Wir, bangun dong, tugasnya diselesaikan dulu dong, baru tidur
” jelasku
“Hm.. iya Tih,
ini lho udah selesai dari tadi, kamunya aja yang lama ngerjainnya. Jadinya aku
ya tidur dulu habisnya bosen sih” terang Wira
******
“Hari Rabu
semoga semuanya berjalan dengan baik. Amin..”batinku. Itu kalimat pertama dari
hatiku. Jam pertaman adalah sejarah, masuklah Bu Ayu kedalam kelas
“Baik anka-anak,
ibu akn mengadakan ulangan harian hari ini juga”terang Bu Ayu
“Tapi kan bu…”
serentak semua yang ada di kelas pun mendesah.
“Fahmi, tolong
bantu ibu untuk membagikan kertas ujian” pinta Bu Ayu
“Baik bu..”jawab
ketua kelas sambil mengagguk
“Oh, ya Tuhan
bagaimana ini?? Fatih aja semalaman gak belajar sejarah” kecewaku
“Anak-anka
ulangannya tinggal 15 menit lagi” seru Bu Ayu
“ya Tuhan,
bagaimana ini”batinku, lalu kucoba untuk menoleh kebelakang rasa cemas khawatir
pun semakin menjadi-jadi. Sempat ada seorang anak memanggil namaku
“Fat, Fatih..”
panggil Wira
“Oh
Wira..”kagetku
“Tih, contek
punyaku aja” tawar Wira
“Beneran nih
boleh”tanggapku
“Iya ”singkatnya
******
Sejak saat itu
akupun mulai berfikir, Wira itu anak yang baik banget, padahal aku baru saja
kenal sama dia apalagi tahu tentang dia. Pernah sekali aku melihat senyum dan
tawanya di hadapanku padahal Wira belum pernah melihat memperlihatkan senyum
itu kepada orang lain. “ya Tuhan, betapa beruntungnya aku mengenal dirinya”
sempat ku berfikir Wira adalah malaikatku tanpa sayap meski tak begitu dekat
namun terkadang waktu dan kondisi yang sangat mendukung karena itulah aku mulai
bisa dekat dengannya.
“Terima kasih
Wira, malaikatku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar