Disini ku jalani
hari-hari yang biasa tanpa ada yang special sedikitpun, semenjak
kaumeninggalkanku seminggu yang lalu. Aku letih tak berdaya tak ada yang
disampingku kini, entah mengapa semuanya tersa hancur tak tersisa. Meski begitu
tetap saja ku harus menjalani hidupku yang biasa tanpa adanya kehadiranmu lagi
tanpa adanya senyummu dan juga nasehatmu. Terkadang juga kau sering diam
melamun tak tentu arah sempat terpikir
olehku “aku tak bisa melakukan apa-apa tanpa kau disini. Engtah mengapa
semuanya berubah, ketika ku kembali bertemu dengan dia”, sebut saja Musa dia
adalah teman semasa kecilku dibangku Taman Kanak-Kanak, sebenarnya aku kurang
suka dengan dia yang selalu memperlihatkan wajah anehnya apalagi sikapnya, tapi
dibalik sdemua itu Ia mampu membuatku tersenyum lagi.
*****
Bel sekolah pun
berbunyi pertanda waktunya pulang. “Hari ini aku pulang sendiri tanpa adanya
dirinya bahkan kebanyakan temanku sibuk dengan kehidupannya sendiri” keluhku
dalam hati. ”Hei, Nay.. Naya Sanaya” panggil Musa
“Hm.. Iya sa,
ada apa ?”sambil membalikkan badan
“Pulang bareng
sama aku yuk” ajak Musa
“Emm, aku bisa
pulang sendirisa sa”jawabku sewot
“Ntar kalo kamu
pingsan dijalan gimana, mana ada yang mau nolongin, tuh lihat mukamu pucat
gitu. Apa ga sebaiknya aku anta raja ?” tawar Musa lagi
“Gak usah
Musa”jelasku
“Di depan sana
banyak anak cowo nakal lho, be carefull imut”lanjutnya
“Ada cowo nakal?
Gak salah itu, Imut !? Wah, baru tahu ya kalo aku imut. Makasi mus”sambil
tersenyum
“Gimana nih, mau
bareng ga”jelasnya
“Iya deh iyaa..”jawabku
*****
“Akhirnya sampai
dirumah”batinku
“Makasi ya sa,
buat tumpangannya. Oh ya sekalian mampir dulu”tawarku
“Iya Nay, hhm …
ga usah repot-repot Nay, ini juga lagi ada janji”balasnya
“Ah Musa,
seharusnya tadi ngomong dong. Jadi ngerepotin nih”balasku sambil menundukkaan
kepala.
“Eh, ga’ papa
ko’ Nay .. santai aja, ya udah jaga kesehatan ya Nay. Musa pulang
dulu”jawabnya
“Iya, kamu
juga”jelasku
*****
“Ah ya Tuhan, cape’ banget hari ini serasa tak berdaya
tubuh dan pikiranku menopang semua kesedihanku” Tak terasa pipi ku pun basah.
Dan kini ku teringat dengan Iril (kekasihku dulu) ku ingat tentang masa-mas
kita berdua. Kita selalu berjalan bersama , tertawa, berbagi kebahagiaan
apalagi ketika kita piknik dulu. Aku ingat sekali waktu Iril Tanya tentang
sesuatu
“Apa sih yang
membuatmu tetap bertahan ?”
“Mungkin ini
memang tak mudah tapi aku ingin tetap tersenyum, membuat semuanya tersenyum,
kalau kamu Ril?” tanyaku balik
“Hm, kamu itu
memang kuat Nay, kamu mampu tetap tersenyum meski sesulit apapun itu”jawabnya
“Oh ya Tuhan
betapa beruntungnnya aku mampu menjadi miliknya meski ku sadari akupun tak
sempurna karna aku akan meninggalkanmu terlebih dahulu, akupun takut bila senyummu
itu menghilang. Maaf Nay..”
“ternyata ini
dalam lamunannya” aku tahu ini setelah kubaca buku hariannya..
Waktu itu..
“Kalau kamu
Ril?”tanyaku lagi dengan suara lantang
“Eh, iya iya
ma’af Nay. Hehe .. kalau aku sih pengen
ngebahagiain orang yang ada di dekatku meski tak lama, aku akan membuat
kenangan yang pastinya terkesan manis dan aku harap tak pernah terhapus dalam
hidupnya”jawabnya
Air mata ku pun
terus saja mengalir hingga ku tak mampu membendung hati ini berduka rasa sepi,
gelisah kini jadi satu “Apa ini takdirku ?takdir tuk ku mulai hidup dengan
penuh warna terkesan manis dan tak pernah terhapus seperti kata Iril”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar